CERITA BAIK DI BALIK SOSOK WISUDAWAN TERBAIK PRODI MAGISTER PGMI 2021
Pembekalan Wisuda bagi mahasiswa program magister dan doktor Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2021 pukul 08.00 hingga 12.00 WIB melalui laman zoom meeting dengan tema Menjadi Lulusan yang Produktif, Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi. Menghadirkan motivator Nasional Erik Hadi Saputra, S.Kom.,M.Eng. acara dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd berjalan dengan lancer dan meberikan insight baik bagi calon wisudawan.
Salah satu Mahasiwa Prodi Magister PGMI, Rina Rahmi mengikuti acara pembekalan wisudawan. Rina Rahmi adalah mahasiswa asal Aceh, dirinya tidak hanya mendapatkan gelar M.Pd. namun juga menjadi luluan terbaik Prodi PGMI FITK UIN Sunan Kalijaga tahun 2021 dengan IPK 3,89 masa studi 1 tahun 10 buan 8 hari. Dibalik capain nya sebagai mahasiswa Rina rahmi memiliki cerita baik yang bisa dibagikan.
Ketika ditanyakan apa motivasi dalam berkuliah, Rina menjawab bahwa pada umumnya semua orang pasti ingin lulus tepat waktu dan sesuai target. Namun tidak semua keinginan dapat berjalan dengan mulus. Rintangan dan tantangan itu pasti ada, tapi kembali lagi ke pribadi kita masing-masing tentang bagaimana cara kita menyikapinya. Sama halnya dengan dirinya, disamping ingin membuktikan atas kepercayaan yang diberikan untuk melanjutkan studi.
Rina membagikan sedikit kisahnya, Sebelumnya dia tidak pernah terfikir dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang magister, karena dirinya paham betul bagaimana perjuangan ibunya sebagai single parent’s dalam memberikan pendidikan terbaik kepada putra putrinya, disamping harus membiayai kesehatannya yang divonis mengidap kanker. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan pun sempat Rina kuburkan dalam-dalam. Namun Allah maha baik, sebagai anak bungsu dirinya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari kakak-kakaknya yang memberikan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang magister dengan sejumlah perjanjian yang ditawarkan. Salah satunya harus lulus dalam 4 semester. “Pada awalnya sempat ragu, namun menurut saya kesempatan ini tidak datang untuk kedua kalinya, jadi bismillah aja” kata Rina.
Rina menceritakan bagaimana proses awalanya berkuliah “Seiring berjalannya waktu, cobaan silih berganti. 2 bulan pertama di Jogja saya dapat kabar bahwa ibu saya sakit parah dan selalu memanggil nama saya. 2 dari 5 kakak saya menyarankan untuk pulang ke Aceh dan mengambil cuti kuliah/non aktif. Bingung, sedih, pilu campur aduk semuanya. Ingin rasanya segera beli tiket dan pulang, namun banyak hal yang harus dipertimbangkan. Hingga pada akhirnya, empat hari setelah itu saya dapat kabar bahwa ibu saya telah dipanggil oleh Allah. Hari demi hari saya berusaha untuk berlapang dada dan bisa menerima ketentuan-Nya. Terpuruk pasti, sedih apalagi, rasanya separuh jiwa ini ikut pergi. Namun saya bersyukur selalu ada orang-orang hebat yang Allah kirimkan untuk saya, hingga pada akhirnya saya bisa bangkit kembali dengan berpegang teguh pada ayat “Laa Yukallifullahu Nafsan Illa Wus’ahaa” bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya” terang Rina.
Dengan kondisi inilah menjadi motivasi dirinya untuk tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan dan kesempatan yang diberikan, larut pada kesedihan dan berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut memberikan yang terbaik untuk orang-orang disekelilingnya terutama keluarga dengan memberikan lebih dari apa yang impikan oleh Rina dan keluarganya. Rasa pesimis bisa menjadi lulusan terbaik dengan IPK yang bisa di bilang pas-pasan sempat menghantui, meskipun sudah berusaha semampunya untuk mengikuti proses perkuliahan sesuai dengan ketentuan yang ada. Namun qadarullah, Allah mengabulkan keinginan tersebut, terlepas dari usaha dan doa-doa yang sudah dilayangkan.
Sebagai peserta pembekalan wisuda Rina mengutarakan banyak hal yang dirinya peroleh. Lulusan UIN Sunan Kalijaga merupakan lulusan yang dipercayakan masyarakat dalam segala hal, terutama dalam bidang keagamaan. Untuk itu, sebagai lulusan dari kampus Islam harus mampu menjaga kepercayaan yang diberikan kepada UIN, dan mampu melaksakanan tanggung jawab yang diamanatkan dosen-dosen kita sebagai generasi penerus bangsa untuk memperbaiki setiap aspek dalam kehidupan, baik dalam hal agama, bangsa dan negara. disamping itu, Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd selaku dekan FITK berpesan bagi lulusan yang mendapat penghargaan agar tetap rendah hati atas apa yang sudah di capai, dan bagi lulusan yang belum mendapatkan penghargaan jangan berkecil hati. Sebab penghargaan tersebut hanya bersifat simbolis, belum tentu yang mendapatkan peghargaan lebih baik dari teman yang lainnya. Lebih lanjut, pemateri menyampaikan bahwa ambil setiap kesempatan yang ada disekeliling kita, kita tidak pernah tahu kesempatan mana yang bisa membawa kita kepada keberuntungan atau kesuksesan. Jangan mau hanya menjadi penonton, Ambil setiap peran yang ada dan ikut andil didalamnya, disamping terus tingkatkan potensi yang kita miliki, dan memperbanyak relasi.
Sebagai lulusan Rina menyampaikan harapannya bagi Prodi magister PGMI supaya semakin maju baik tingkat nasional bahkan internasional, yang mampu mencetak generasi yang berintelektual tinggi dan mempunyai moral atau akhlak yang bagus, sehingga dapat membawa perubahan positif untuk masyarakat secara luas serta mempunyai daya saing tinggi sebagaimana yang tercantum dalam visi misinya “Unggul dan terkemuka dalam menyiapkan ahli bidang penndidikan dasar Islam pada tahun 2030 di ranah global”. Disamping itu, harapannya PGMI juga dapat meningkatkan mempertahankan lulusannya dengan predikat Cumlaude diatas 80%. “Saya bangga bisa menjadi bagian dari keluarga magister PGMI, Jayalah PGMI ku!” pungkas Rina.
(author: Monica Subastia)